Selasa, 21 September 2010

Malam Ini Tak Lagi Panjang....

Malam ini buta,kawan!!Di saat-saat seperti inilah,aku selalu bermimpi duduk berdua bersamamu."Petarung Sejati di Kejamnya Ibu Kota",itu katamu.Melintasi garangnya siang kota kita,dan bertarung dengan kedinginan malam.Dan memang,ketika seluruh dunia membisu menatap kita,hanya kau yang setia berdiri di depan mataku.Dengan kemampuan kita yang tak dimiliki orang lain,mangarsiteki dunia menjadi dunia kita.


Malam ini "Malam Minggu",Kawan!! Ketika yang lain asyik mengunjungi kost kekasih mereka,kita berdua berkasih-kasih di sudut ini saja.Gitar tua yang kau bawa dari kampungmu sana,ikut menemani.Dengan permainan gitar-mu yang apa adanya,kusambut dengan suaraku yang tak seberapa.Kita kombinasi yang hebat bukan?? Gitaris sekelas Jimi Hendrix saja,tak akan dapat mengikuti permainan jarimu.Begitu juga dengan aku,vokalis semacam Axl Rose pasti bingung dengan nada yang kulantunkan.Kesederhanaan ini hanya milik kita,kawan!!.Walau kadang aku kesusahan menggapai nada tinggi itu,aku tahu kalau kau tak akan pernah berniat melirik "vokalis" lain.Karena sesungguhnya jiwa kita telah melekat tanpa pelekat.Jiwaku mengalir apa adanya,hingga akhirnya menemukan pasangan yang tepat di perjalanan,yaitu jiwamu.Pasangan romantis bukan?? Memanglah,darah bang "Charlie ST12" itu mengalir di darahmu dan darahku.

Sebentar kau memainkan gitar,kita berbincang lagi sambil menyulut rokok persahabatan kita.Walau rokok murahan,tapi nilainya sungguh unggulan.Menyatukan kita,dan pernah juga memisahkan kita.Ingatkah kau,ketika sebatang rokok di telingamu kurebut seenaknya tanpa izin??Kau marah kepadaku,dan kemudian aku lebih marah lagi karena mengukur tipisnya persahabatanmu.Dua hari juga kita tak bertutur sapa karenanya.Hingga pada akhirnya kau bercerita,jika sebatang rokok itulah satu-satunya hartamu yang tersisa saat itu.Ah,betapa kere-nya dirimu,kawan!!

Malam biasa selalu panjang,hingga esok embun pagi menyapa .Segelas teh manis panas dan sebatang rokok menjadi sarapan.Uang tak pernah menjadi masalah,walau kadang ketiadaannya mendatangkan musibah.Sering juga teh manis gelas pendek dan rokok murahan itu tak hadir di depan kita.Tapi,selalu saja senyummu dan senyumku membuat kita lupa hal itu.Kita melanjutkannya dengan tidur saja karena semalaman bernyanyi entah berapa album.Lagu Bon Jovi,Iwan Fals,Slank,Kerispatih,dan bahkan tembang kenangan kita "siksa" dengan "keahlian" yang tak pernah sempurna.Manusia kelelawar,romantis di malam hari dan "bobok" ketika pagi tiba.Itulah kita!!

Selambatnya,pukul dua siang kita telah bangkit dari tidur.Nasi bungkus berisikan telur dadar menjadi santap siang.Makan dengan rakusnya bak pengungsi kelaparan,karena tadi pagi tak secuil zat pun mengisi perut.Sesekali,kau curi telur dadarku dengan muka bodohmu ketika aku tak konsen pada makananku.Tak apalah,asalkan kau kenyang.Tapi,keesokan harinya kubalaskan lagi padamu.Itu-itu saja kelakuan kita.

Kalau bercerita tentang sore hari,pikiranku langsung tertuju saat kita berjalan-jalan mengelilingi komplek kampus.Melirik-lirik dan menggoda kaum hawa,seolah kita berdua yang paling "matcho".Matcho,Kawan!! Bukan macho!! Itu istilahmu bukan??
Tak seorang wanita pun yang membalas senyuman kita, karena tampang gembel yang kita punya.Walau sesungguhnya senyuman itu beraroma cinta dan ketulusan dari jiwa.

Keseharian kita bagai sepasang merpati,berdua-dua.Jikalau aku punya diary,namamu pasti menguasai lembar demi lembarnya.Jika aku punya sekuntum bunga,bunga itu selayaknya kusematkan di telingamu.Pasti kau tak mau bukan?? Karena sebenarnya bunga itu lebih sempurna jika digantikan dengan sebatang rokok.Seperti motto yang sering kau ucapkan,"Lebih baik putus dengan pacar daripada putus dengan rokok".
Atau "Tak butuh wanita sempurna,lebih butuh rokok "SAMPOERNA".Masih banyak lagi kata-kata konyolmu tertancap di otakku.Ku tahu itu cuma bualan belaka,karena sebenarnya kau masih terobsesi dengan wanita bernama Juleha.Putri kepling yang selalu membiusmu.

Sudahlah,kawan!! Tembak saja dia!! Begitulah aku berujar setiap kali nama Juleha keluar dari mulutmu.Tampangmu sangar,tak karuan bak preman pasar.Tapi nyalimu tak secuilmu keluar ketika wanita berhidung mancung itu melintas di depan kita.Kau selalu katakan belum saatnya.Jadi sampai kapan?? Kau tunggu sampai kita sekaya Aburizal Bakrie?? Kau tunggu hingga tampangmu mendekati bintang-bintang di film drama Asia?? Atau kau tunggu dirimu jmenunjukkan taji di dunia Hollywood?
Contohlah nyaliku!! Sekali kerling,dua-tiga wanita terlampaui.Tapi beribu alasan selalu kau utarakan,membela diri.

Apalagi yang harus kuceritakan,kawan?? Aku ingat semuanya.Kalau perjalanan "cinta" kita kutuangkan dalam sebuah buku,judul apa yang harus kuberi? Kalau kau katakan cerita suka,itu hari kemarin.Karena duka itu bersamaku hari ini.


Di depanku ada sebungkus rokok.Dua batang kuhisap dan aku pun bosan.Siapa yang akan menghisap empat belas batang yang lain??
Begitu juga dengan gitar tua yang berdiri tegak di sudut sana.Melihatnya pun aku tak sanggup.Nasib kami hampir sama,ditinggal "kekasih". Siapa yang akan memeluk dan memetiknya??
Aku selalu merasa dirimu duduk disampingku.Tapi,kepada siapa aku bercerita jika kau pun tak mendengar??
Sampai kapan mulutku membisu tak bernada? Gitaris yang lain tak sehabat dirimu.Mereka tak bersatu dengan jiwaku.Satu lagu pun terasa amat panjang bersama mereka.
Pertanyaan demi pertanyaan ini pun sepertinya tak akan terjawab.Berbicara lah,sobat!!

Kemarin Juleha menangis terisak-isak,di perjalanan menuju pemakaman.Di kedua tangannya,ada sekuntum mawar hitam cermin air matanya yang tak henti berjatuhan. Ingin sekali aku mengusapnya,tapi air mataku sendiri tak sanggup tuk kuhusap.
Dia saja "kekasihmu yang tak pernah jadi" begitu sedihnya.Apalagi aku,temanmu tidur dengan sarung bantal dan selimut yang sama.
Aku berkeluh kesah,sangat kehilangan!

Sobat!! Bernyanyilah sesukamu di surga sana.Biarlah batang-batang panas ini kuhisap sendiri saja,hingga pertemuan kita kembali akan semakin dekat.Kupetik lah gitar sendu ini dengan kemampuanku apa adanya,dan kupersembahkan untukmu sebagai hiburan tak ternilai.
Kubernyanyi dalam pilunya kesendirian dan bermimpi kau melihatku,merasakan apa yang kurasakan.Kebersamaan di planet bumi telah usai.


Kalau kau ingin melanjutkannya,tunggu aku disana.Di sebuah tempat yang telah diperuntukkan Bapa buat kita.

1 komentar: